o Posisikan Motor pada standard tengah
o Hidupkan mesin, tahan gas diputaran mesin 2500 s/d 3500 RPM
o Kencangkan setelan udara searah jarum jam menggunakan obeng min sampai mentok, obeng jangan dilepas tetap berada diposisi tersebut.
o Secara otomatis RPM akan turun, pertahankan bukaan gas agar mesin tetap hidup
o Putar setelan udara dengan obeng min kearah kiri sambil menghitung jumlah putarannya.
o Sambil mendengar putaran mesin mulai meninggi, diputaran keberapakah mesin naik meraung perhatikan baik-baik putarannya sambil mendengar suara mesin.
o Ketika raungan mesin tertinggi putaran obeng min tadi pada setelan udara karbu dihentikan. (apabila lebih dari 1,5 putaran berarti ukuran pilot jet kebesaran, kurang dari 1 putaran berarti pilot jet kekecilan).
o Berapa putaran setelan udara kearah kiri yang dihitung untuk mendeteksi apakah pilot jet sudah sesuai atau belum.
o Kalau pilot jet sudah sesuai, mesin akan meraung pada putaran obeng di 1 s/d 1,5 putaran kekiri.
o Apabila dibawah 1 putaran kekiri mesin sudah meraung tinggi berarti pilot jet kekecilan, ganti ukran pilot jet satu step lebih besar dari yang terpasang dikarbu.
o Apabila diatas 1,5 putaran baru mesin mulai meraung berarti pilot jet kebesaran, turunkan ukuran pilot jet satu step lebih kecil dari yang terpasang dikarbu.
o Begitu seterusnya sampai mendapatkan setelan udara karbu berada di 1 s/d 1,5 putaran kearah kiri dari posisi tertutup.
o Setelah sukses mendapatkan setelan udara yang pas, mesin dibiarkan tetap hidup.
o Setel idle/langsam pada RPM 1000-1500 (setelan idle yang berwarna kuning pada karbu PE28)
o Selongsong gas jangan dipegang biar setelan idle/langsam yang mengambil peran.
o Balik lagi ke sekrup setelan udara dengan oben min tadi, putar hanya sedikit sekali kekiri dan kekanan, dengar baik-baik suara mesin, cari suara idle/langsam mesin yang paling enak atau paling tinggi.
o Balik ke setelan idle yang berwarna kuning, sesuaikan RPM idle/langsam dengan selera anda, mau 1000 atau 1500 RPM terserah anda.
o Selesai sudah acara seting menyeting pilot jet dan setel udara karbu PE28 anda.
Step 2
o Posisikan kembali motor distandard tengah.
o Hidupkan mesin, putar selongsong gas di putaran 6000 s/d 9000 RPM caranya seperti memainkan gas berulang-ulang. (bisa lebih dari 9000 RPM tapi akan merusak mesin dan mengganggu tetangga yang sedang tidur).
o Tahap ini sangat membutuhkan feeling.
o Dicari mana RPM mesin yang paling cepat naik ketika gas dimainkan direntang 6000 s/d 9000 RPM itulah mainjet yang sesuai.
o Ciri-ciri mainjet kebesaran ada sedikit ngebul diknalpot, turunkan ukuran mainjet 1 step lebih rendah.
o Untuk satria FU standard tanpa ubahan apapun mulailah dari mainjet ukuran 110 atau 115.
o Untuk setting main jet memang sedikit lebih sulit dibanding setting pilot jet karbu, namun apabila sering diulang makin lama makin makin mudah dikerjakan dan yang pasti akan mahir dalam urusan setting karbu PE28
o Hidupkan mesin, tahan gas diputaran mesin 2500 s/d 3500 RPM
o Kencangkan setelan udara searah jarum jam menggunakan obeng min sampai mentok, obeng jangan dilepas tetap berada diposisi tersebut.
o Secara otomatis RPM akan turun, pertahankan bukaan gas agar mesin tetap hidup
o Putar setelan udara dengan obeng min kearah kiri sambil menghitung jumlah putarannya.
o Sambil mendengar putaran mesin mulai meninggi, diputaran keberapakah mesin naik meraung perhatikan baik-baik putarannya sambil mendengar suara mesin.
o Ketika raungan mesin tertinggi putaran obeng min tadi pada setelan udara karbu dihentikan. (apabila lebih dari 1,5 putaran berarti ukuran pilot jet kebesaran, kurang dari 1 putaran berarti pilot jet kekecilan).
o Berapa putaran setelan udara kearah kiri yang dihitung untuk mendeteksi apakah pilot jet sudah sesuai atau belum.
o Kalau pilot jet sudah sesuai, mesin akan meraung pada putaran obeng di 1 s/d 1,5 putaran kekiri.
o Apabila dibawah 1 putaran kekiri mesin sudah meraung tinggi berarti pilot jet kekecilan, ganti ukran pilot jet satu step lebih besar dari yang terpasang dikarbu.
o Apabila diatas 1,5 putaran baru mesin mulai meraung berarti pilot jet kebesaran, turunkan ukuran pilot jet satu step lebih kecil dari yang terpasang dikarbu.
o Begitu seterusnya sampai mendapatkan setelan udara karbu berada di 1 s/d 1,5 putaran kearah kiri dari posisi tertutup.
o Setelah sukses mendapatkan setelan udara yang pas, mesin dibiarkan tetap hidup.
o Setel idle/langsam pada RPM 1000-1500 (setelan idle yang berwarna kuning pada karbu PE28)
o Selongsong gas jangan dipegang biar setelan idle/langsam yang mengambil peran.
o Balik lagi ke sekrup setelan udara dengan oben min tadi, putar hanya sedikit sekali kekiri dan kekanan, dengar baik-baik suara mesin, cari suara idle/langsam mesin yang paling enak atau paling tinggi.
o Balik ke setelan idle yang berwarna kuning, sesuaikan RPM idle/langsam dengan selera anda, mau 1000 atau 1500 RPM terserah anda.
o Selesai sudah acara seting menyeting pilot jet dan setel udara karbu PE28 anda.
Step 2
o Posisikan kembali motor distandard tengah.
o Hidupkan mesin, putar selongsong gas di putaran 6000 s/d 9000 RPM caranya seperti memainkan gas berulang-ulang. (bisa lebih dari 9000 RPM tapi akan merusak mesin dan mengganggu tetangga yang sedang tidur).
o Tahap ini sangat membutuhkan feeling.
o Dicari mana RPM mesin yang paling cepat naik ketika gas dimainkan direntang 6000 s/d 9000 RPM itulah mainjet yang sesuai.
o Ciri-ciri mainjet kebesaran ada sedikit ngebul diknalpot, turunkan ukuran mainjet 1 step lebih rendah.
o Untuk satria FU standard tanpa ubahan apapun mulailah dari mainjet ukuran 110 atau 115.
o Untuk setting main jet memang sedikit lebih sulit dibanding setting pilot jet karbu, namun apabila sering diulang makin lama makin makin mudah dikerjakan dan yang pasti akan mahir dalam urusan setting karbu PE28
Tugas utama karburator adalah mencampur
Bahan Bakar (BB) + Udara (O2). Kira-kira
dengan perbandingan range nya BB : O2 adl
1 : 13-15. Pokoknya gmn caranya biar mesin
dapet suplai campuran segitu.
Kenapa pake range, padahal teori di buku2
pembakaran ideal itu 1:14?
Jwbannya adlh Karena kondisi mesin &
lingkungan mempengaruhi settingan
campuran BB:O2.
Misal:
1. Kompresi makin tinggi BERARTI mesin
makin panas BERARTI butuh suplai BB lebih
banyak biar mesin gak jebol.
2. Humidity (kelembaban) lingkungan makin
tinggi BERARTI campuran BB terkontaminasi
air, BERARTI campuran makin miskin,
BERARTI bensin harus lebih banyak.
3. Suhu lingkungan rendah BERARTI suhu
kerja mesin turun BERARTI bensin harus
dikurangi agar suhu kerja mesin jadi ideal.
4. Knalpot bobokan (Free flow) BERARTI rpm
makin tinggi BERARTI suhu mesin meningkat
BERARTI butuh BB makin tinggi.
5. Dan masih banyak lagi parameter yg harus
diperhatiin termasuk desain lubang masuk
pada blok yg berpengaruh dengan settingan
spuyer sebagai penyalur BB.
Itu teori dasarnya.
Setting Karbu:
Karbu punya 2 spuyer :
1. Satu buah main jet (untuk NSR standart
ukurannya 130) yang berperan meyalurkan
BB saat bukaan gas sekitar setengah putaran
keatas
2. Satu buah pilot jet (NSR std ukurannya
45) yg berperan menyalurkan BB dari putaran
gas 0 derajat sampe penuh, cm efek dari pilot
jet ini bisa dikatakan tidak terlalu signifikan
pada bukaan gas penuh dan rpm mesin yg
sudah tinggi.
Hal lain yg berpengaruh dengan setingan
termasuk :
1. Ukuran Venturi karbu
2. Jarum skep
3. Stelan angin
4. Power jet.
Venturi karbu makin besar maka makin
banyak udara yg lewat shg butuh spuyer
lebih besar baik pilot atau main jetnya supay
campuran bisa pas.
Terus kapan kita membesarkan atau
mengecilkan spuyer2 tadi?
Sebelumnya hrs tahu dulu gejala2 mesin saat
kekurangan BB dan kebanyakan BB:
1. “Ngempos” adalah gejala mesin seperti
kehilangan tenaga yg disebabkan kekurangan
BBM
2. “Mberebet” adl gejala mesin yg sebenernya
dirasa padat cm tenaga seperti tertahan dan
kadang dibarengi dengan suara benturan
logam kalo settingannya terlalu basah.
Berarti kalau NGEMPOS mesin butuh BBM
kalau BREBET mesin kebanyakan BBM
Kasus-Kasus
Nah berikut kasus2 yg sering terjadi karena
masalah pilot jet :
1. Motor kalau pagi susah hidup karena
begitu gas dibuka ngempos terus mati ya
berarti naikin pilot jet.
2. Motor dah jalan tapi sering tiba2
kehilangan tenaga saat putaran gas dan
putaran rendah berarti naikin pilot jet
3. Motor sering over heat saat jalan pelan
berarti minta naek pilot jet
4. Motor brebet di putaran bawah tapi enak
di put atas berarti pilot jet kebesaran.
5. Motor gak pake di cuk kalau pagi dan bisa
langsung start
(ini jg gak normal) berarti pilot harus turun.
Kesimpulannya, kalau ada gejala
ngempos,suhu tinggi diputaran yg relatif
rendah maka minta naek pilot jet, dan kalau
ada gejala brebet di putaran rendah juga
maka pilot harus turun.
Terus untuk kasus-kasus mainjet:
1. Motor dibawa kebut2an sampe putaran
atas terus begitu finish jalan pelan2 jadi
ngempos dibarengi asep ngebul BERARTI
suhu saat putaran tinggi meningkat drastis
BERARTI main jet minta naik
2. Nafas motor di putaran atas terlalu
panjang berarti mainjet minta naik.
3. Motor ngelitik padahal yg lain normal
BERARTI suhu mesin SANGAT TINGGI saat
putaran atas BERARTI main jet minta naik.
4. Motor Brebet di putaran atas saja berarti
main jet minta turun
5. dan lain lain
Kesimpulannya, jika motOr Brebet di putaran
atas berarti main jet harus turun, jika mtr
suhunya tinggi di putaran atas berarti main
jet minta naik.
catatan:
1. Setiap ada perubahan ukuran spuyer wajib
setting angin
2. Jangan berpatokan pada indikator suhu di
dashboard tuk panduan setting krn pasti gak
sesuai, ini butuh joki yg feelingnya dah kuat.
3. Adakalanya detonasi tdk bisa diobati
dengan naekin spuyer jika detonasinya sudah
parah.
Bahan Bakar (BB) + Udara (O2). Kira-kira
dengan perbandingan range nya BB : O2 adl
1 : 13-15. Pokoknya gmn caranya biar mesin
dapet suplai campuran segitu.
Kenapa pake range, padahal teori di buku2
pembakaran ideal itu 1:14?
Jwbannya adlh Karena kondisi mesin &
lingkungan mempengaruhi settingan
campuran BB:O2.
Misal:
1. Kompresi makin tinggi BERARTI mesin
makin panas BERARTI butuh suplai BB lebih
banyak biar mesin gak jebol.
2. Humidity (kelembaban) lingkungan makin
tinggi BERARTI campuran BB terkontaminasi
air, BERARTI campuran makin miskin,
BERARTI bensin harus lebih banyak.
3. Suhu lingkungan rendah BERARTI suhu
kerja mesin turun BERARTI bensin harus
dikurangi agar suhu kerja mesin jadi ideal.
4. Knalpot bobokan (Free flow) BERARTI rpm
makin tinggi BERARTI suhu mesin meningkat
BERARTI butuh BB makin tinggi.
5. Dan masih banyak lagi parameter yg harus
diperhatiin termasuk desain lubang masuk
pada blok yg berpengaruh dengan settingan
spuyer sebagai penyalur BB.
Itu teori dasarnya.
Setting Karbu:
Karbu punya 2 spuyer :
1. Satu buah main jet (untuk NSR standart
ukurannya 130) yang berperan meyalurkan
BB saat bukaan gas sekitar setengah putaran
keatas
2. Satu buah pilot jet (NSR std ukurannya
45) yg berperan menyalurkan BB dari putaran
gas 0 derajat sampe penuh, cm efek dari pilot
jet ini bisa dikatakan tidak terlalu signifikan
pada bukaan gas penuh dan rpm mesin yg
sudah tinggi.
Hal lain yg berpengaruh dengan setingan
termasuk :
1. Ukuran Venturi karbu
2. Jarum skep
3. Stelan angin
4. Power jet.
Venturi karbu makin besar maka makin
banyak udara yg lewat shg butuh spuyer
lebih besar baik pilot atau main jetnya supay
campuran bisa pas.
Terus kapan kita membesarkan atau
mengecilkan spuyer2 tadi?
Sebelumnya hrs tahu dulu gejala2 mesin saat
kekurangan BB dan kebanyakan BB:
1. “Ngempos” adalah gejala mesin seperti
kehilangan tenaga yg disebabkan kekurangan
BBM
2. “Mberebet” adl gejala mesin yg sebenernya
dirasa padat cm tenaga seperti tertahan dan
kadang dibarengi dengan suara benturan
logam kalo settingannya terlalu basah.
Berarti kalau NGEMPOS mesin butuh BBM
kalau BREBET mesin kebanyakan BBM
Kasus-Kasus
Nah berikut kasus2 yg sering terjadi karena
masalah pilot jet :
1. Motor kalau pagi susah hidup karena
begitu gas dibuka ngempos terus mati ya
berarti naikin pilot jet.
2. Motor dah jalan tapi sering tiba2
kehilangan tenaga saat putaran gas dan
putaran rendah berarti naikin pilot jet
3. Motor sering over heat saat jalan pelan
berarti minta naek pilot jet
4. Motor brebet di putaran bawah tapi enak
di put atas berarti pilot jet kebesaran.
5. Motor gak pake di cuk kalau pagi dan bisa
langsung start
(ini jg gak normal) berarti pilot harus turun.
Kesimpulannya, kalau ada gejala
ngempos,suhu tinggi diputaran yg relatif
rendah maka minta naek pilot jet, dan kalau
ada gejala brebet di putaran rendah juga
maka pilot harus turun.
Terus untuk kasus-kasus mainjet:
1. Motor dibawa kebut2an sampe putaran
atas terus begitu finish jalan pelan2 jadi
ngempos dibarengi asep ngebul BERARTI
suhu saat putaran tinggi meningkat drastis
BERARTI main jet minta naik
2. Nafas motor di putaran atas terlalu
panjang berarti mainjet minta naik.
3. Motor ngelitik padahal yg lain normal
BERARTI suhu mesin SANGAT TINGGI saat
putaran atas BERARTI main jet minta naik.
4. Motor Brebet di putaran atas saja berarti
main jet minta turun
5. dan lain lain
Kesimpulannya, jika motOr Brebet di putaran
atas berarti main jet harus turun, jika mtr
suhunya tinggi di putaran atas berarti main
jet minta naik.
catatan:
1. Setiap ada perubahan ukuran spuyer wajib
setting angin
2. Jangan berpatokan pada indikator suhu di
dashboard tuk panduan setting krn pasti gak
sesuai, ini butuh joki yg feelingnya dah kuat.
3. Adakalanya detonasi tdk bisa diobati
dengan naekin spuyer jika detonasinya sudah
parah.
0 komentar:
Post a Comment